Agustus
2011
Aq
belum lulus.. oh salah, maksudnya belum dapet ijazah. Tapi udah dapet surat
keterangan lulus dari kampus. Saat itu aq berpikir, “waah, males banget kalo
nganggur dirumah sambil nunggu kuliah S1. Gak ada kesibukan, pemasukan kecil
(soalnya Cuma dapet uang saku dari ortu yang nominalnya setara dengan nominal
anak kuliahan pada umumnya), pengeluaran tambah gede (soalnya semakin lama di
rumah, semakin sering diajak hang out ma temen2 dan ngeluarin banyak duit),
galau meningkat, kemalasan semakin melanda (soalnya kalo dirumah gak bakal
belajar, wong kuliah aja jarang belajar. XiiXiiXii ^_^), dan parahnya apa yang
udah aq dapet selama kuliah gak bakal berkembang, alias stuck. Istilah jawanya,
mandeg jegreg ra obah blas. Hahaha..”
Yeah…
keputusan yang aq ambil saat itu “aq harus cari kerja, aq harus dapet duit
sendiri, setidaknya cukup buat diri sendiri.” Dan konyolnya, inilah pikiran aq
selanjutnya “aq mau cari kerja di Surabaya, karena *dia* juga berada di
Surabaya, setidaknya kalo dia memang ngga ada hati sama aq, aq sudah
membuktikannya.” :P
Anda2
boleh tertawa dengan motivasi aq pergi ke Surabaya. Tapi pada kenyataannya,
itulah yang ada di dalam pikiran aq… hehehe.. Oh iya, sebenarnya sih juni 2011 aq
sempat putus dengan si *dia* dengan alasan yang cukup simple, tapi memang
menuntut untuk mengorbankan janji (mbulet ya??). aah sudahlah lupakan. Kembali
ke masa Agustus….
Tiap
malam, pasti aq ONLINE. Dan yang wajib terbuka adalah FACEBOOK, TWITTER, dan
YAHOO MAIL. Nah disinilah awal mulanya… seperti biasa, aq nge cek email yang
masuk. Karena selalu ada kiriman beberapa Job Vacancy alias lowongan pekerjaan.
Pas membuka salah satunya, ada lowongan berkata “dibutuhkan, ahli gizi,
bla..bla..bla… , kirimkan lamaran ke alamat X, Surabaya.” So excited.. Seketika
itu juga aq langsung browsing di google, “cara membuat surat lamaran yang baik”
, “surat lamaran menarik”, dan sejenisnya. Kenapa sampe segitunya? Yaah, anda
tau alasannya, karena ada si *dia*. Hahaha
Keesokan
harinya, surat udah jadi, tapi 23 Agustus 2011 adalah H-1 masa berlaku SIM aq
habis. Jadilah hari itu rute panjang sepanjang jalan kenangan. Hehehehe. Pagi
hari bangun dengan planning semua harus aq selesaikan hari itu. Inilah dia :
1.
Ke
Kampus, revisi Karya Tulis Ilmiah, atau istilah umumnya Tugas Akhir. Yaaah,
sejujurnya revisian aq belum 100% clear semenjak seminar. Dan sejujurnya lagi,
tanpa “The Power of Kepepet ” mungkin
KTI aq belum kelar sampe detik ini. Maafkan anakmu ayah ibu. ^_^V
2.
Ngurus perpanjangan SIM di SAT LANTAS. Kenapa
begitu? Karena aq malas kalo harus ngurus SIM ulang. Daaan, bukankah
berkeliaran di jalan tanpa SIM itu melanggar lalu lintas? Kalo sampe ada apa2
di jalan terus ketemu bapak polisi dan aq ditanya “mbak, mana SIMnya?” trus
masa dengan lugu aq menjawab “maaf bapak, SIM aq mati, kemarin lupa mau
perpanjang. Hehehe” #gludak
3.
Membeli
sepatu formal, dengan alasan cukup simple juga, sepatu aq entahlah ada dimana.
Semenjak rumah direnovasi, barang2 yang sekiranya tidak begitu diperlukan,
diungsikan ke tempat yang lebih aman. Entah itu nitip di gudang tetangga, atau
nitip di kantor ayah. Kebetulan juga, saat itu aq sudah jarang ke kampus, so
pasti sepatu formal aq juga diungsikan. Dan tibalah saatnya memerlukan sepatu. Aq
sudah mencari sepatu itu mulai dari gudang tetangga, box tempat penyimpanan
apapun (semacam kantong doraemon dengan ukuran extra JUMBO), berkeliling rumah,
dan hasilnya NOTHING. Hahaha
4.
Ke
kantor pos untuk mengirim surat lamaran buat dapet kerja di Surabaya. Hehehe
Tapi
pada hari itu juga, planning tidak sesuai dengan kenyataan.
1.
Dosen
yang aq tunggu tak kunjung muncul.
2.
Sesampainya
di Polres, aq baru tau kalo tempat ngurus SIM sudah pindah alamat. Dan waktu
udah sampai di alamat yang benar, ternyata administrasinya cukup panjang dan
lama, dan berhasil membuat aq urutan foto 200sekian. 2 jam pertama, aq bertahan
untuk menunggu giliran aq foto. Lama2,, capek juga. Jadi, aq putuskan untuk
pergi ke kantor pos dan mengirim surat terlebih dulu, sambil menunggu giliran
foto.
3.
Berangkatlah
ke kantor pos. eeh, sampe sana antrian kirim surat so long. Dalam hati aq hanya
berkata “sabar yaa.”
4.
Selanjutnya
rute aq adalah, beli sepatu. Yes, aq berangkat ke sebuah plaza, dengan harapan
segera mendapatkan yang cocok dan langsung balik ke SAT LANTAS. Tapi rupanya aq
hanya buang2 waktu disitu. Tidak ada sepatu yang langsung ‘klik’ dengan aq.
Aq
pun kembali ke tempat aq mengurus SIM. Untungnya, saat aq kembali, kloter aq
saat itu sudah di dalam semua. Awalnya aq bingung “truz kalo telat, masa suruh
balik besok lagi? Lama lagi dong? Percuma dong daritadi mondar mandir dan
menunggu?” aq pun memberanikan diri untuk bertanya pada bapak2 yang juga
mengantri “Pak, ini urutan no brp ya?” dan bapak itu menjawab “waah, kurang
tau, tapi aq urutan 300sekian,bntr lagi giliran aq mbak, coba Tanya aja
langsung ke dalam.” Aq semakin memberanikan diri, takut dibentak ma
polisi,waktu itu emang masi berasa sedikit parno kalo ketemu ma polisi. Hehehe.
Aq
melongok kedalam dan bertanya ke salah seorang yang mau foto “pak, bapak urutan
berapa ya?” #nyengir
Bapak
itu pun menjawab “aq urutan 200sekian dek”
So,
aq bersorak dalam hati “YES, INI GILIRAN AQ” dan aq pun menyelinap masuk, dan
ngga beberapa lama kemudian langsung foto ckrik,
dikasi tanda terima, dan SIM diambil 2 minggu kemudian.
Setelah
hari itu semua berjalan normal lagi. Bangun tidur, berangkat ke kampus,
revisian, main, pulang, tidur, bangun lagi, ke kampus, revisian, dst (betapa)
hahahaha.
Suatu
siang, aq mendapat telepon dari nomor Surabaya, firasat aq berkata, ini dari
kantor tempat naruh lamaran kayaknya. Tapi berhubung hape error, orang disana
ngga denger aq ngomong apa,,, fine. Aq yang menghubungi kantor itu, dan benar. Itu
adalah perusahaan yang di Surabaya itu. Aq dipanggil interview. Semua berjalan
dengan lancar. Sampai pada akhirnya aq mendapat panggilan kerja. Rasanya seneeng
banget pokoknya. J
Walaupun
aq tahu, si “dia” sudah menjadi mantan, tapi entahlah, motivasi untuk bekerja
di Surabaya memang karena si “dia”. Hehehehehe
Setelah
wisuda, aq pun harus segera berangkat ke Surabaya, dan parahnya, masih pake
kebaya lengkap dengan make upnya. What the hell?? Hahaha untungnya dah ganti
celana jeans.
“Dia”,
entah hanya perasaanku yang terlalu GR atau apa. Tapi aq merasa dia sangat
excited saat tau aq akan bekerja di Surabaya. Kota yang sama tempat dia
berdinas. Dan yaa,, “dia” memang excited..
-to be continued-